"Kebanggan kita yang terbesar bukan karena tidak pernah gagal, namun bangkit kembali setiap kita jatuh" (Confusius)

Wednesday, July 10, 2013

Strangemare

Apa yang terjadi kalau lu tiba-tiba bermimpi, lu didatengin anak lu padahal lu masih belum punya anak?? Kaget? Shock? Pasti kepikiran hal-hal yang aneh-aneh.

Ini kejadian malem tadi. Senyenyak-nyenyaknya ibu gue tidur pasti pernah mimpi buruk. Apalagi anaknya !

Oke gini kronologinya.

Berlatar tempat sekolah gue sekarang, tapi agak beda dikit di bagian bangunan depan seperti biasa gue lari-larian karena mungkin gue telat. Sampai di kelaspun semua ada tanpa absen. Hari-hari seperti biasa. PR, Tugas, Presentasi, dan Ulangan dadakan. Gue liat kejendela luar, entahlah, ini kurasa memang mimpi karena gue lihat Naga bear brand lewat -_-a Gue tersedak, gue inget bahwa hari itu ada adek kelas baru masuk SMA. gue teriak-teriak ajak Abe, Gio, dan Bunder teman terdekat gue dan langsung menuju GOR tempat SOW. Setelah SOW selesai berduyun-duyun banyak pelajar-pelajar baru melintasiku, Tiba-tiba ada seorang gadis cantik berambut panjang agak mengembang dan di silakan ke samping. Dia manis, diantara siswa-siswa baru dia yang gue rasa paling manis. Dia menghampiriku, aku bertanya, Siapa namamu? terdengar samar, aku lupa namanya. Tapi entahlah namanya terdengar sangat indah.

 Namamu cantik. Siapa yang kasih nama?

Benar?? Bukankah kau yang memberiku nama yah??

Yah?? he?? (gue terlihat jelas bingung linglung)

Hei, ayah lupa sama anakmu ini??

Setelah percakapan itu, entah kenapa mimpi itu berubah menjadi pertandingan futsal antara Indo lawan malay -_-a

Setelah bangun tidur gue mengira-ngira.. Ini.. Apa yang terjadi?? Kenapa di mimpi gue itu ada anak yang mengaku anakku? Lalu apa yang terjadi dengan "anakku" dimasa depan?? Gue nggak tau. Gue bukan tuhan ataupun dukun yang bisa lihat kayak gituan. Gue cuman bisa mengira-ngira apa yang terjadi.... Mudah-mudahan tidak akan terjadi apa-apa dengan anak gue di masa yang akan datang.




Dan sampai sekarang gue masih penasaran..........

Saturday, July 6, 2013

Sebuah Fakta Dibalik Kertas Hitam

Akhir-akhir ini.. ahh tidak.. Minggu-minggu terakhir ini aku merasa ada yang mengganjal di dalam sini. Tepat diantara paru-paru. Apa yang terjadi?? Bahkan aku sendiri yang punya, tidak mengetahuinya..... -__- Ironis

Kau tahu...

Hingga saat ini.. Jika aku benar-benar tidak suka padamu..

Kenapa aku harus mencoba untuk selalu menghubungimu?
Mencoba menunggu hingga 1 tahun?
Selalu mendengarkan kisah cintamu, dan aku selalu tersenyum walaupun itu sakit?
Selalu berusaha bersabar untuk tetap menantimu?
Meluangkan waktuku hanya untuk membuatkan sebotol susu dan membuat sarapan untukmu?
Bersepeda saat hujan deras disaat kau merindukanku?
Membuat diriku berpenampilan bodoh hanya untuk membuatmu tertawa?
Menyisakan uang hasil kerjaku untuk membantumu?
Memberikan sesuatu yang fatal?

Untuk apa???

Jika aku memang tidak suka kepadamu. Mungkin aku tidak akan melakukan itu semua.

(Aku ini Playboy dan selalu mengatakan hal itu semua hanya untuk membuatmu percaya)

Aku nggak se-Bajingan itu juga...

Sejak saat itu, sejak aku mulai suka denganmu, aku sudah mulai mencoba untuk tidak membuatmu terluka. bahkan aku berbohong ke semua orang agar kau tidak terluka.

Dengan semua hal itu, aku kini berhak untuk memilikimu..
aku berhak selalu berjalan denganmu..
aku berhak selalu duduk disampingmu
bahkan berhak untuk cemburu.


Aku tidak tau harus berbuat apalagi untuk bisa selalu dekat denganku.
Aku ingin membuktikan bahwa aku sangat sayang padamu.
Saat pembuktian itu, Mungkin aku salah melakuannya. kesalahan sangat fatal??
Aku tidak tau..

Aku terlanjur melakukannya, aku tidak bisa jauh dari itu semua.
Ini akan menjadi hal yang paling menyakitkan.
Aku tidak janji akan berhasil.
Tapi aku akan mencobanya.


Thursday, July 4, 2013

3265 DPL (Long Day Story From Upper World)

Okay, now i will tell you our story at upper world in 3265 DPL (Above Sea Level). This our long day story from Lawu mountain, Indonesia. This not just an adventure, this not just a trip....
Sebelumnya gue kasih tau, Figure di balik cerita ini


Fitri (Gopek), Mirna,Yoan, Denata, Dicky, Binti, Vaiz, Rosyid, Oka, Vianda
Ten crazy teenagers
 Dimulai saat hari minggu. Pukul kurang lebih jam 9.30 malam, oka datang menjemputku. Aku yang hanya berpakaian baju lapangan pecinta alam dan celana loreng khas TNI-AD dan bersandingkan tas yang hanya berisi headlamp, sleeping bag, dan tenda dome, segera bergegas .  Mampir di minimarket dekat rumahku untuk membeli perlengkapan yang hanya sebatas mie instan, dan air putih 1liter.

Berangkat dari kota yang hangat ke kota yang dingin. Ditengah jalan, aku dan Oka bertemu dengan rombongan lain yang sudah menunggu di kantor PLN magetan. Kami ber-sepuluh melanjutkan perjalanan menuju Cemoro Sewu, dimana perjalanan panjang kami dimulai. Pukul kurang lebih jam 10 malam, kami sudah mencapai Cemoro Sewu. Sebenarnya kami ingin menginap satu malam dulu di Pos utama Cemoro Sewu.
Kami kurang cepat, kami melihat kurang lebih 15 orang sudah menempati pos itu. Akhirnya kami mendirikan tenda dome, di dekat tower radio milik pos utama Cemoro Kandang. Meskipun baru menempati pos utama, sudah terasa sekali dingin yang menerobos pakaian.  Dengan itu, kita akhiri malam dengan tidur dengan berpelukan dengan angin gunung.

Pagi, sekitar jam 5, kami semua sudah bangun. Menanti sunrise sederhana yang muncul di atas perumahan warga sekitar. Aku, oka dan yang lain melaksanakan sholat subuh dengan air yang sama dengan air es. Setelah kembali ke camp site pertama kami, langsung packing semua tenda yang kami dirikan kemarin malam. Lantas jam 7 kami keluar Cemoro Sewu untuk mencari sarapan. Kami hanya sarapan pecel dan segelas teh panas. Kau tau? Disana teh panas tidak terasa panas lagi di mulut. Perut terisi, kami pun melanjutkan perjalanan menuju 3265 DPL (puncak Lawu).

 Kami berjalan melalui batu-batu yang dijajar rapi agar kami tidak terjatuh atau terpeleset. Jalan yang kami lalui terdapat 6 pos. Dari pos utama ke pos 1 cukup menguras tenaga. Karena jalan yang menunjak dan perbekalan yang berat membuat kami beberapa kali berhenti untuk istirahat. Sesampainya di pos 1 kami hanya istirahat sejenak mengurangi penat. Setelah dirasa cukupkami melanjutkan perjalanan ke pos 2, lagi-lagi kami beberapa kali berhenti untuk beristirahat. Mungkin karena jarak antara pos 1 dan pos 2 yang sangat jauh dibandingkan ke pos-pos lainnya. Di tengah jalan menuju ke pos 2 terdapat jalan yang sangat curam hingga 45 derajat kemiringannya. Ini benar-benar menguras tenaga kami. Setelah melalui jalanan curam dan bentangan pohon kami sampai di pos 2. Disana kami bertemu dengan pendaki yang umurnya sudah tua dan tanpa alas kaki sekalipun. Melihat kondisi mereka, mereka terlihat sehat dan bugar. Di pos 2 kami makan hanya sekedar roti bungkus dari dicky. Tidak diduga ternyata di pos 2 tiba-tiba turun hujan. Akhirnya kita masuk pos yang hanya seperti  pendopo itu. Setelah hujan reda kami langsung bergegas menuju pos 3. Mulai dari pos 2 ini kami berjalan agak cepat karena takut hujan akan mengguyur kami lagi. Ternyata jarak dari pos 2 ke pos 3 tidak terlalu panjang. Namun kondisi pos 3 yang hanya setengah atap membuat kami tidak berlama-lama disana. Di sana kami bertemu dengan rombongan lain dari Universitas Atmajaya Yogyakarta. Orang dari Atmajaya yang sangat dekat dengan kami adalah mas Yoka yang jika bertemu dengan kami selalu mengajak main basket karena pada saat itu dia hanya memakai celana basket kuning yang terdapat gambar bintang berwarna ungu. Kami pun segera menuju ke pos 4 dengan kawan baru kami dari Yogya tersebut. Ditengah jalan menuju pos 4 kami terpisah dengan Oka, Denata, Mirna, dan gopek. Mereka ber-empat berada di depan kami. Rosyid yang daritadi sudah lapar segera berteriak memanggil ke empat orang itu agar berhenti di tempatnya.
“woii berhenti di tempat, sekarang!!!. ayo cari tempat memasak!! Disini banyak yang kelaparan!!”, beberapa kali Rosyid berteriak lantang.
Dan ternyata di tempat mereka berhenti, kami hanya bertemu dengan Gopek dan Mirna. Oka dan Denata sudah jauh didepan dan mungkin tidak mendengar teriakan Rosyid. Di tempat itu juga kami hanya memasak mie instan dengan telur rebus yang sudah matang dan lontong yang sebenarnya sudah bercampur air dan kita hanya memakan bagian dalamnya.
 Sambil memakan bekal kami bersenda gurau. Mengatakan bahwa lontong itu sebenarnya enak tapi tidak aman itu berhasil membuat kami disana tertawa. Tanpa mengulur waktu kami menuju pos 4. Di tengah jalan terdengar sayup-sayup suara Oka yang sudah nangkring diatas batu. Dia mengejek kami yang tega-teganya meninggalkan dia makan hanya dengan minuman sereal yang dia bawa. Dekat dengan Oka kami melihat kakak-kakak Atmajaya yang sepertinya menemani Oka disana. Kami juga berkenalan dengan kak Sisi yang di sebut oka sebagai kak Umbel, ada kak Ria juga yang namanya hampir sama dengan kakaknya Oka dan kakak-kakak lain. Akhirnya kami semua dari Madiun dan Yogya berangkat bersama melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Beberapa meter dari tempat Oka nangkring tadi, kami melihat Denata yang sudah berada di pos 4. Di pos 4 sudah terlihat bahwa kami berada di atas awan. Pemandangan yang sangat indah dan banyaknya bunga Edelweiss membuat kami merasa senang dan lega sudah berada di atas awan.
Disana kami berfoto ria dengan keindahan gunung Lawu. Dengan sampainya kami di pos 4 berarti sudah dekat dengan pos 5 dimana disana nanti kita dirikan tenda untuk menginap. Tidak ada 30 menit kami melewati jalan yang di samping kanan kirinya banyak bunga Edelweiss kami sampai di Pos 5 yang luas. Kami tiba disana pukul 5.30 sore. Segara kami mendirikan 2 tenda dome dan membuat perapian agar badan kami hangat. Kami juga makan mie instan lagi dan secangkir penuh minuman sereal. Segeralah setelah kenyang kami beranjak tidur agar segera dapat melihat sunrise diatas Gunung Lawu esok hari. Ternyata suhu dingin disana tidak membiarkanku tidur. Kakiku yang berada di dalam sleeping bag tidak mempan menahan suhu yang hampir 1 derajat celcius itu. Aku beberapa kali terbangun untuk menghangatkan kakiku yang sudah mulai membeku. Tiba-tiba Oka mengatakan padaku yang hingga saat ini masih kuingat.
“Jangan membawa sleeping bag kalau mau kesini lagi, nggak akan mempan menghangatkanmu. Bawa aja selimut yang ada bulunya agar hangat” katanya.
Akhirnya kami saling berbagi selimut agar hangat dan dapat segera tidur.

Hari selasa pagi. Sebenarnya kami ingin melihat sunrise dan segera pulang hari itu juga.
 Apadaya, kami hanya melihat awan yang tepat menyelimuti tenda kami. Sambil menanti awannya reda dan kami dapat melihat sunrise, kamipun berkumpul di satu tenda dan bergurau disana.

 Ampun, awan yang tidak reda-reda tersebut menjadi badai. Kami segera mengurungkan niat kami melihat sunrise pagi itu. Dengan berdesak-desakkan di dalam tenda yang hanya muat 8 orang itu kami mencoba menghangatkan diri. Angin selalu menghempaskan tenda dome yang kami tempati, beberapa kali tenda dome jatuh karena tidak kuat menahanangin yang sangat kencang. Frame tenda kami patah 2. Yang pada akhirnya tenda kami ikat pada ranting. Sama sekali tidak membantu, rantingnya patah dan kami hanya bisa menahan dome yang setengah rubuh itu dengan tangan kami. Oka, Denata, Dicky, Gopek dan Vinda mencoba untuk melawan badai untuk segera menuju ke mbok yem, tempat teraman di dekat pos 6 untuk mencari makan. Sedangkan aku, rosyid, yoan, mirna dan binti tetap di tenda untuk berjaga-jaga. Tidak lama, kami didera hujan yang sangat deras yang membuat tenda kami benar-benar rubuh sekarang. itu memaksa kami ber-5 segera pindah ke tenda yang muat hanya untuk 2 orang. Disana kami mencoba menghangatkan diri dengan sesuatu yang belum basah. Karena selimut dan sleeping bag yang kami pakai di tenda dome yang rubuh tadi, tidak sempat kami selamatkan dan akhirnya digenangi air.

“kita pulang hari ini?” tanyaku,
“mustahil jika dalam keadaan seperti ini is” yoan menjawab.
“yang penting sekarang kita berfikir bagaimana cara ke mbok yem” lanjutnya.

Sekitar pukul 1 siang lebih 15 menit Oka dan Dicky datang menyelamatkan kami. Kami yang terjebak di tengah badai segera dibantu mem-packing semua barang-barang dan segera ke mbok yem. Tanganku sudah mulai beku dan pembuluh darah halusku di tangan semua pecah, membuatku tidak dapat berlaku banyak. Setelah semua masuk tas carrier kami langsung menantang badai dan angin yang beberapa kali berhasil menghempaskan kami.  Dengan kekuatan yang tersisa kami berjalan melewati jalanan yang curam lagi, kurang dari 30 menit kami smpai di mbok yem. Aku lantas membanting tas carrier yang kubawadan segera merebahkan badanku yang sudah mulai lemah, begitupun yang lain. Terlihat yang baru datang di mbok yem benar-benar kelelahan. Tidak ada yang berhasil berdiri lagi, sesekali kami mencoba untuk menuju perapian untuk menghangatkan tangan. Terlalu dingginnya suhu badan ini sampai-sampai mampu di masukkan api yang membara, kak Sisi yang berada di sampingku sesekali berteriak karena takut akan kelakuanku yang memasukkan tangan ke api yang membara. Di dalam warung mbok yem kami bergurau bersama. Banyak dari pendaki menuju warung mbok yem untuk berlindung. Dari Solo, Jakarta, Ngawi, Magetan, Ponorogo ada semua. Ada juga Saka Bhayangkara dan Saka Wana Bhakti yang ikut berlindung di warung mbok yem. Malam tiba, aku, oka, dan semua rombonganku bercerita malam dengan mas Yoka dan mbak Ria dari Atmajaya, kami bersenda gurau disana. Bercerita mulai dari hantu gunung, lalu cerita film yang berkaitan dengan pendakian dan petualangan, merambak ke cerita warkop DKI, komik domba gila, bercerita tentang anak kos, sampai mengolok-olok guru di sekolah masing-masing. Sampai akhirnya kami lelah dan mencoba tidur. Lagi-lagi, aku harus terbangun beberapa kali karena kaki yang dingin membuatku tidak bisa tidur jenak.

Hari berganti, hari rabu. Kami harus segera pulang kalau tidak, bisa-bisa kami dihadang badai lagi, tapi sebelum itu kami ke puncak dulu bersama mas Yoka dan mbak Ria, jalannya asik karena kami bernyanyi dan bercanda sepanjang jalan menuju puncak. Sesampainya di puncak. Kami lagi-lagi tidak bisa melihat pemandangan karena awan kabut yang tebal. Tanpa banyak tingkah kami mengambil merah putih dan menyanyikannya di atas puncak lawu 3265 DPL itu, menyentuh sekali. Entahlah, tapi menyanyikan lagu indonesia raya di atas ketinggian 3265 DPL itu sangat kena sekali di hati. Sebelum kembali ke mbok yem kami sempatkan untuk berfoto dengan tugu puncak  J




 Lega rasanya bisa berpelukan dengan puncak. Kami kembali ke mbok yem dan packing. Kami harus segera pulang. Harus !!

Kami bersama rombongan Atmajaya akhirnya pulang bersama-sama. Tidak seperti hari pendakian. Hari kita turun sangat cepat, nggak kerasa dari pos 6 kami sampai ke pos 2. Beratri kami tidak berhenti di pos 5, 4, dan 3. Di pos 3 kami hanya bersiap-siap dengan mantel karena gerimis. Sampai di pos 2 ternyata gerimis itu menjadi hujan lebat. Kami kedinginan disana. Sempat di pos 2 kami memasak mie instan lagi agar punya kekuatan untuk turun gunung.  Karena tidak ingin mengulur waktu kami langsung berangkat lagi menerpa hujan yang deras itu. Langkah demi langkah kami tidak peduli. Yang ada di otak kami saat itu adalah harus segera pulang. Pos 1 telah kami lewati. Setelah pos 1 ada jalan memotong yang sangat licin namun lebih cepat, kami memilih melewati jalan itu. Tiba-tiba denata terperosok, kakinya terkilir dan harus dibalut. Untung ada Gopek yang cekatan dalam medis. Setelah kam=ki denata dibalut dia tak kuat untuk berjalan lagi, akhirnya oka, rosyid, mirna, vianda, dan binti melanjutkan perjalanan. Dan aku, dicky, yoan, dan gopek harus menolong denata untuk berjalan. Aku dan dicky bergantian memopong dan menggendong denata sepanjang perjalanan menuju ke pos utama di Cemoro Sewu. Yoan yang menjadi leader pun mengatakan Cemoro sewu tinggal belok kekiri lagi. Itu dia katakan beberapa kali.
“yo, mau ciuman sama pantofel’ku kah??” jengkelku.
Tapi memang benar setelah beberapa kali belok kekiri dan ke kanan dan kekiri lagi dan ke kanan sedikit lagi kami sampai di Cemoro sewu, Oka terlihat membawa sepeda motornyauntuk membawa denata. Sampailah kami di Cemoro sewu. Beristirahat dan segera pulang.


ini beberapa foto yang kami potretdari 3 kamera berbeda.






















Ini ceritaku, cerita kita, cerita kami, cerita untuk semua orang.
Jangan meremehkan alam, meskipun indah, namun bisa membunuh jika kalian tidak waspada.
Jangan takut dengan alam, karena banyak sekali cerita dibalik semua keindahannya.
Ingat pantangan

Jangan mengambil sesuatu kecuali gambar
Jangan membakar sesuatu kecuali semangat
Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu
Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak

 Jejak kami tinggalkan di ketinggian 3265 DPL bersama cerita didalamnya.
Akan kami ukir lagi, di kemudian hari...

 

Blog Kawanku

  • *Oleh Kurnia Putri Utomo ( +kurnia putri utomo )* Sabtu, 1 Agustus 2015 pada pukul 05.30 tepat saya mengendarai motor bebek menuju ke warung nasi pecel yan...

Followers

Booo !! Buahahahaha It's Me Vaiz. Powered by Blogger.