August, 17th 1945.
Semua orang tau tanggal itu. Semua rakyat Indonesia. Seluruh
pejuang. Pejuang bangsa. Tanggal ketika pidato proklamasi yang dikumandangkan
sang proklamator Ir. Soekarno berkumandang hebat mengudara. Melewati jalur-jalur
frekuensi radio hingga ke seluruh pelosok negri. Dimana bendera dwiwarna sang saka
merah putih jahitan ibu Fatmawati berkibar diantara kicauan burung yang
mendampingi lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya.
Ini permasalahannya.
Kita tau bahwa sebelum kemerdekaan, para pejuang dan bahkat
rakyat Indonesia berjuang mati-matian memerdekakan negara kita dari jajahan
jepang maupun belanda. Mereka rela mati agar para penjajah dapat meninggalkan
bumi pertiwi. Memang mudah mengatakan seperti itu di jaman yang merdeka seperti
ini. Tapi bagi mereka?? Ini adalah masalah harga diri. Mereka berjuang bukan
hanya memikirkan harga diri mereka sendiri. Mereka juga membawa harga diri
bangsa kita. Terngingang-ngiang di pemikiran mereka, “Kapan kita bisa bebas? Kapan
kita bisa menghirup udara segar tanpa penjajah? Kapan? ”. Sempat-sempatnya
mereka berfikir seperti itu ditengah-tengah ribuan peluru yang melesat cepat
diantara kepala mereka. Bahkan diantara ambang hidup atau mati. Tapi yang pasti
mereka tidak memikirkan hal itu. Yang mereka pikirkan adalah menjadi orang yang
berguna yang bisa membawa kita menuju gerbang kemerdekan Indonesia.
Pikir lagi! Betapa susahnya hidup pada masa penjajahan. Betapa
susahnya mencari kebebasan.
Sekarang? Kita sudah merdeka dari penjajah, kita sudah bebas
tanpa memikirkan mati tertembak peluru penjajah.
Sekarang apa yang kita perlu fikirkan? Jika sudah tau
bagaimana susahnya merebut kemerdekaan, paling tidak kita hargai perjuangan
mereka, goddammit ! Jangan seenak-enaknya saja berfikir kemerdekaan ini tanpa
pengorbanan. Kita tinggal semena-mena berleha-leha dengan semua ini.
Hei, bagi kalian pelajar dan kaum muda. Jika kalian hanya
mengeluh mengikuti upacara yang diselenggarakan tiap tanggal 17, apa kalian
akan senang jika disuruh membawa senjata dan melawan penjajah, ha?? Pikir lagi!!
Jangan meremehkan upacara bendera. Kalian disuruh berdiri hormat kepada Merah
Putih nggak lebih dari 30 menit udah ngeluh. Sombong banget kalian ha? Mentang-mentang
udah nggak mikir pemjajah terus kalian bisa seenaknya sendiri?
Kalian yang suka tawuran. Hei, daripada kekuatan kalian yang
kalian bangga-banggakan itu dihambur-hamburkan untuk melawan sesama pelajar,
kenapa nggak kalian gunakan untuk ikut tes militer?? Lagipula apa mafaatnya
coba, kalian hanya menyakiti satu sama lain. Sialan, udah mulai jagoan?? Otak udah
miring semua ya??
Ini nih yang paling kurang ajar. Pejabat pejabat tikus busuk
! entahlah apa yang ada dipikiran mereka. Menjadikan negara ini lebih baik atau
hanya uang uang uang saja. Koruptor dimana-mana. Sial! Hukum sekarang lembek
banget, kurangnya penegasan, semua bisa dibeli dengan uang. Gila.
Untuk masyarakat juga. Jangan hanya masa bodoh dengan semua
permasalahan yang ada. Mari sama-sama membangun negara ini. Jangan seenaknya
saja membantah peraturan yang telah dibuat. Jika peraturan itu menyimpang, mari
kita tegur baik-baik. Jika peraturan itu layak, mari kita laksanakan sama-sama.
Itu untuk kebaikan kita semua. Bukan mau sok nasionalis atau sok benar sendiri.
Tapi memang itu kenyataan, kita berada di negara ini dengan peraturan agar kita
hidup damai bermartabat satu sama lain.
Mari kita sama-sama membangun Indonesia menjadi negara yang
disegani. Jaga budaya kita, itulah jantung kita. Hilangkan ego individualis.
Satukan jiwa. Jangan mudah terpengaruh oleh omongan orang. Bepegang teguh pada
agama masing masing. Pondasi Bhineka Tunggal Ika harus kita J
junjung. Bangga terhadap
produk dalam negeri. Membayar pajak untuk fasilitas kita.