"Kebanggan kita yang terbesar bukan karena tidak pernah gagal, namun bangkit kembali setiap kita jatuh" (Confusius)

Thursday, July 17, 2014

Cerita Anak Bodoh

Udah pada tes universitas ini? Udah lihat SBMPTN yang muncul kemaren sore? Pasti hasilnya ada yang memuaskan dan ada yang mengenasakan. Yah guys, kalau kamu gagal SNMPTN trus ikut SBMPTN gagal trus patah semangat? Ada?

Tadi temenku ada yang berkata "Aku baru ggal 2 kali kok, belum sebanyak Albert Einstein". That's a failure spirit. Orang yang semangat untuk gagal berarti dia adalah orang yang siap untuk mencapai kesuksesan :)

Oh ya masalah ini aku mau mengungkapkan ceritaku. Kehidupan pendidikanku. Bagi kalian yang tahun depan ingin melaksanakan SNMPTN dan SBMPTN dan ingin lolos tanpa ada penyesalan atau jika gagal namun akan tetap mempunyai semangat juang, mungkin ceritaku ini bisa menginspirasi kalian :)

Sebelumnya, aku adalah anak dengan IQ pas-pasan dan sama sekali tidak pintar. Bodoh adalah titik tengah otakku. Meskipun banyak orang mengatakan bahwa aku ini cerdas, yaah, memang aku hanya bisa menggunakan "cerdas" itu sebagai tumpuanku dalam bersekolah.

Dimulai sejak SD. Aku bersekolah di MI Islamiyah Madiun. Sekolah setara SD ini memang menjadi favorit di Madiun. Siswa yang disaring masuk pun adalah siswa-siswa yang akan berprestasi nantinya. Bukan aku. Sekali lagi aku tidak termasuk dalam daftar itu. Saat SD aku hanya berfikir untuk melogika sesuatu. Memang terlihat seperti anak yang cerdas bukan? Tapi seluruh mata pelajaran aku tidak pernah bisa. Matematika, Ipa, Bahasa Indonesia, selalu mendapatkan nilai dibawah minimal. Tapi ada satu pelajaran yang aku mampu, Bahasa Inggris. Mulai itu aku selalu mempelajari bahasa inggris dan ogah-ogahan mempelajari pelajaran lain. beberapa kali orang tua harus dipanggil karena kebodohanku. Bukannya bermalas-malasan belajar, tapi setiap kali belajar aku selalu tidak berkonsentrasi yang menyebabkan sulit sekali mencerna pelajaran-pelajaran itu.

Masuk SMP. Aku diterima di sekolah bertaraf internasional namun masuk kelas reguler, itupun aku berada pada posisi 10 paling bawah. Pada waktu SMP tidak jauh beda dengan kehidupanku di SD. Selalu mendapatkan nilai terjelek. Lagi-lagi orang tua harus dipanggil karena kenakalanku dan nilai-nilai ku disekolah yang tidak memuaskan SAMA SEKALI ! Namun di SMP aku selalu belajaar sungguh-sungguh saat peajaran bahasa inggris. Ya, hanya itu peganganku, hanya itu harapanku.

SMA. Masuk tes di SMA RSBI dengan nilai bahasa inggris yang tinggi dan nilai pelajaran wajib yang rendah. Aku sangat bersyukur karena belajar sungguh-sungguh hanya bahasa inggris bisa membuatku mempunyai alasan untuk diterima di sekolah yang luar biasa itu. Mulai dari sini aku belajar bahwa meskipun hanya ahasa inggris yang aku bisa, aku bisa masuk ke sekolah favorit seperti ini. LAGI-LAGI di SMA !! Aku tidak pernah mendapat nilai bagus, nilai selalu hancur, tidak pernah mengerjakan tugas, ulangan selalu remidi, selalu mendapat rangking terbawah dikelas. Gila. Waktu SMA bahkan pernah divonis guru aku tidak bisa naik kelas. BAYANGPUN !! Yang aku bisa hanya bertingkah konyol dikelas agar teman-temanku mempunyai alasan menerimaku menjadi teman mereka, jika tidak mana mungkin mereka mau berteman denganku.

Ketika teman-temanku mulai bercerita tentang Universitas yang mereka idam-idamkan, aku hanya termenung, "kemana aku akan melanjutkan?" "mau jadi apa aku?". Meskipun aku sempat terprovokasi dengan mereka yang mengatakan bahwa, "Hei, univ ini keren, aku mau masuk univ itu biar sukses" "Hei, pasti aku jadi orang hebat kalo masuk univ ini". Yah, aku hanya menelan ludah saat mereka yang pintar bercerita tentang kesuksesan.

Di kelas 11 aku mengikuti kunjungan kampus ke UB, Universitas Brawijaya. Universitas yang teman-temanku idam-idamkan. Sekolah elit yang pasti akan dipuji jika berhasil lolos masuk di universitas itu. Universitas yang patut dibanggakan. Terbesit pikiran aku juga ingin masuk di universitas itu dengan prodi yang agak susah juga, "Ilmu Komunikasi". Namun kandas, aku sudah mencoba untuk membenarkan dan menaikkan nilai-nilaiku agar bisa masuk Universitas kebanggaan itu. Apa daya, aku gagal. Bahkan insiden itu membuatku terkena vonis aku tidak akan naik ke kelas 12. Sekeras aku belajar guna menaikkan nilaiku di sekolah malah membuatku lelah dan akhirnya terkena vonis seperti itu.

Aku mulai lelah, aku mulai gusar, aku mulai hancur.

Akhirnya tuhan memberikan cahyanya melalui ayahku. "Nak, kenapa kamu nggak nyoba di sekolah pariwisata di bali itu?"

Aku tidak yakin. Bahkan sekolah itu tidak terkenal, tidak seperti UB yang wow banget. Aku mulai berfikir, daripada nantinya aku tidak melanjutkan kuliah, apa boleh buat? Aku mulai cek tes yang di ujikan waktu penerimaan. Bahasa Inggris dan Psikotest ! Otakku mulai aktif lagi. Mungkin sekolah ini yang bisa menerimaku yang hanya bisa bahasa inggris. Akhirnya aku meminta persetujuan orang tuaku. KANDAS KAWAN !! Ibuku tidak membolehkanku sekolah di Bali dengan alasan disana pergaulannya jelek. Aku merenung lagi. Aku mencari sekolah yang sejenis. Ketemulah STP Bandung. Ibuku mengiyakan dan ayahku setuju. Meskipun aku sedikit kecewa dan pesimis tidak berhasil masuk ke UB yang aku banggakan itu, aku harus menerimanya.

Waktu kelas 12 seluruh siswa harus mendaftar SNMPTN. Yah, aku yang saat itu tengah hancur karena pesimis tidak akan lolos UB terpaksa mengisi data. Namun malam sebelumnya aku bertanya pada orang tuaku masalah prodi yang aku pilih nanti. Akhirnya dengan melihat kemampuanku sendiri aku memilih UNS Ilmu Komunikasi karena cita-citaku yang kandas, UNS Sastra Inggris karena aku hanya bisa bahasa inggris dan UNAIR Ilmu Komunikasi untuk pilihan mepet karena harus pilih 3. Kenapa aku tidak memilih UB? Aku mengetahui kemampuanku, aku tau batas kemampuanku, kali ini aku tidak menginginkan pujian, aku hanya ingin kejelasaan bahwa aku akan masuk kuliah, aku tidak ingin mengecewakan orang tua, aku tidak ingin kecewa, aku ingin belajar dengan keterbatasan kemampuanku, aku tidak ingin egois, aku tidak ingin sok-sokan. Dan itulah alasan kenapa aku memilih UNS dan UNAIR yang saat itu berada dibawah UB. Toh aku juga pesimis melihat nilai rapotku yang sedang-sedang aja bahkan mengenaskan. Dan nantinya aku tidak akan terlalu jauh untuk jatuh ketika tidak lolos SNMPTN.

UN. Sempat menjadi orang pesimis yang sedang pesimis saat pesimis. Aku hanya bisa menjawab 5 soal matematika !!!!

Namun aku masih bisa lulus UN dengan nilai yang tidak begitu memuaskan namun cukuplah untuk orang bodoh aneh sepertiku. Dan melihat teman-temanku mendapatkan danem yang bagus-bagus, aku hanya bisa mengucapkan selamat kepada mereka :')

Pada saat tes STP Bandung, aku memilih jurusan Studi Destinasi Pariwisata sebagai pilihan pertama karena ibukku menyuruhku memilih S1 dan D3 Manajemen Tata Boga sebagai pilihan ke 2 karena aku hanya bisa memasak. Pada penjelasan akademik datanglah profesor dari SDP dan mengatakan "kalian yang memilih SDP ada sekitar 327 orang. Dan jika kalian berhasil masuk ke prodi SDP kalian adalah orang-orang jenius yang terpilih. Karena SDP hanya menampung 1 kelas dan hanya menerima 30 orang. SDP juga adalah prodi unggulan Pariwisata di STP Bandung". Mendengar pernyataan tersebut aku down lagi. Untungnya pilihan nanti akan bisa diganti pada saat sesi wawancara.

Pada saat sesi wawancara aku mengganti pilihan prodiku ke D3 Manajemen Destinasi Pariwisata dan pada pilihan ke 2 tetap. Pada surat pernyataan tersebut ada opsi yang terlulis "Saya bersedia ditempatkan dimanapun sesuai dengan hasil tes yang keluar dan atas keputusan dosen pewawancara". Aku percaya akan lolos tes dengan kemampuanku entah dimanapun prodiku dan pada akhirnya aku centang pada pernyataan itu. Setelah semua tes berakhir aku hanya bisa pasrah saat itu dan harus percaya bahwa aku akan diterima di STP entah pada prodi apapun.

Pada saat pengumuman Alhamdullillah sekeras-kerasnya bagi Allah yang maha adil yang selalu memberikan petunjuk bagi hambanya yang berusaha. Aku lolos STP Bandung dengan prodi yang mengejutkan ! Ya ! Pilihan pertamaku, pilihan yang aku anggap aku tidak bisa melampauinya, SDP ! Ibu ayahku menangis terharu melihat anaknya yang bodoh ini lolos tes dengan prodi yang sangat sulit ditembus. Dan kabar mengejutkan kembali tersebar ke esokan harinya. Lolos SNMPTN UNS S1 Sastra Inggris. Ini sebuah hadiah yang sangat indah. Dan pada akhirnya aku memilih STP sebagai sekolah lanjutanku dan mengirimkan surat pengunduran diri ke UNS.


INTINYA. :
Bagi kalian yang memilih prodi pada SNMPTN atau SBMPTN, pilihlah yang menurut kemampuan kalian bisa melampauinya. Jangan egois memilih. Agar kalian tidak terlalu jauh untuk jatuh. Pastikan juga restu orang tua. Itulah yang paling penting. Ingat kemampuanmu, ingat kecepatanmu, selalu berikhtiar menyerahkan diri ke Tuhan yang maha adil. Pilihlah prodi yang jarang dipilih, karena pasti lulusannya akan ditunggu-tunggu bagi yang membutuhkan dan lowongan pekerjaan pasti melimpah.

Semangat selalu bagi kalian para pejuang nantinya :) semoga bisa memetik sesuatu dari kisahku :) See you at another level of life :D

Ditulis Oleh : Unknown // 2:53 AM
Kategori:

3 komentar:

 

Blog Kawanku

  • *Oleh Kurnia Putri Utomo ( +kurnia putri utomo )* Sabtu, 1 Agustus 2015 pada pukul 05.30 tepat saya mengendarai motor bebek menuju ke warung nasi pecel yan...

Followers

Booo !! Buahahahaha It's Me Vaiz. Powered by Blogger.