Aku meresahkan satu hal.
Aku akan meluapkan seluruh keluh kesahku yang selama ini aku
pendam sejak aku masuk kuliah hingga sekarang.
Kau tau, aku masuk STP dengan harapan aku bisa memperbaiki
diri. Entah itu sifat dan masa depanku. Aku tak bisa memendamnya terus. Kedengaran
lebay memang. Tapi memang aku tak bisa memendamnya. Aku butuh teman cerita yang
tak pernah menyalahkanku. Aku tau ini semua kesalahanku aku mengerti itu. Tapi aku
ingin bercerita seolah-olah aku yang paling benar. Heh! Buat apa hidup dibuat
susah !!
Aku diterima dikelas SDP, Studi Destinasi Pariwisata. Kelas yang
seharusnya berisi orang-orang yang cerdas. Tapi aku belum menemukannya, sisi dari
cerdas itu. Aku juga tak secerdas itu! Aku bahkan gila. Aku sudah bercerita
beberapa kali bahwa aku hanyalah anak yang beruntung bisa masuk kelas itu. Aku hanya
beruntung!
Sebenarnya aku sudah tak tahan menjadi ketua kelas mereka. Ya,
aku masih belum bisa meninggalkan kebiasaanku waktu SMA. Aku memang terpilih
menjadi ketua kelas. Tapi, aku belum bisa menunjukkan sifat pemimpin. Bahkan mungkin
itulah yang membuat mereka seperti ini.
Aku tidak menyukai semuanya! Semua yang berada di kelasku. Aku
berusaha untuk menyatukan mereka. Tapi aku gagal, aku tidak bisa mengatur
mereka. Aku selama ini lembek ke mereka, kurang tegas, suka bercanda. Aku hanya
tidak ingin dijauhi, aku tidak ingin dibenci. Tapi mungkin mereka sudah
membenciku.
Hih! Apanya yang bersatu? Apanya yang kompak? Dilihat dari
segi mana kompak! Hah?? Semuanya egois, semaunya sendiri, aku tau. Mereka terlalu
mementingkan mereka sendiri. Capek? Lelah? Salah melulu? Kira-kira siapa yang
buat itu semua. Kau pikir jadi ketua kelas gampang! Kalau kau salah ketua kelas
yang menanggung ! ketua kelas macam apa yang nggak bisa menjaga sikap anak
buahnya! Aku gagal, gagal total.
Aku mencoba memperbaiki diriku sendiri. Aku bahkan pernah
menjadi ketua kelas saat kelas 10. Tapi kata mereka aku hanya mau mendengarkan
anak perempuan saja. Cih ! kalau mereka mau didengarkan paling tidak saat rapat
kasih sesuatu yang berguna!!! Hargai yang didepan!! Event sudah didepan mata!! Kau
ingin merayakan ulang tahun sekolah dengan pakaian pantai!!! Maksudnya apa? Dan
aku harus mendengarkan kalian?? Masukan kalian tak masuk akal! Masih menyalahkanku
karena tak menerima pendapat kalian? Lalu pendapat yang mana yang harus
kuterima hah??!!!! Itulah sebabnya aku hanya menerima pendapat perempuan.
Aku berjanji akan berubah. Aku terpilih lagi menjadi ketua
kelas di bangku kuliah ini. Aku akan menerima pendapat siapapun meskipun itu
bercanda akupun akan menanggapinya dengan bercanda, tapi itu juga akan aku buat
selayaknya sebagai bahan pertimbangan. Dan sekarang, bahkan didengarpun tidak. Bagaimana
aku bisa mengontrol mereka. Bahkan saat rapat kelas ada yang keluar kelas
menganggap ini membosankan. Aku baru tau kalau itu yang dinamakan, KOMPAK !
Bahkan instruksiku agar rapat kelas menjadi berjalan mulus
tak didengarkan oleh mereka. Aku ingin sekali-sekali membentak mereka. Bahkan aku
sempat bercerita ke kakak tingkat dan itu memang harus dilakukan meskipun aku
akan dijauhi. Tapi aku tak ingin dijauhi, aku ingin berteman dengan mereka. Aku
menolak.
Aku rindu dengan mereka. Aku ingin main dengan mereka. Aku sayang
mereka semua. Tapi aku hanya lari, lari dari tanggung jawab. Karena aku lelah
memimpin mereka. Percuma, mungkin aku tetap tak di perhatikan. Mungkin saja,
jika aku bukan ketua kelas aku bisa saja dijauhi.
Aku tak merasa pantas berada di posisi ini. Aku ingin
dibantu. Tapi yang aku tau hanya akan menjadi omongan belaka. Bahkan bantuan
itupun, entah kapan aku terima. Aku hanya ingin diperhatikan, aku egois, aku
hanya kebanyakan omong. Do less talk more. Aku harus bagaimana?
Aku ingin memimpin mereka selayaknya mereka adalah anak-anak
Pramuka, sekali perintah hormat, maka mereka akan hormat, sekali perintah hadap
kanan mereka akan hadap kanan. Setelah selesai latihan kita akan tertawa
bersama lagi. Tapi sepertinya itu mustahil. Karena mereka bukanlah Pramuka dan
aku tidak memimpin anak Pramuka.
Aku bimbang, aku takut, aku hanya ingin lari, aku egois, Aku
tak layak.
Aku tau mereka bukan lah cicik, ukik, abe, apoy, bunder, gio.
Aku tau akan ada kenangan lain bersama mereka yang tak mungkin kudapatkan
dengan teman gila-ku waktu SMA itu.
Aku sayang mereka, aku ingin berteman selamanya dengan
mereka. Tak bisa kupungkiri bahwa, aku menyukai semua yang ada di kelas. Meskipun
mereka tidak menyukaiku, meskipun mereka membenciku, meskipun mereka tidak
menganggapku sebagai ketua kelas atau bahkan temannya sendiri. Aku tetap
menyayangi mereka, karena itulah aku tak ingin terlalu keras ke mereka, aku tak
ingin melukai mereka. Tapi, sepertinya aku telah melakukannya. Aku telah
menyakiti mereka. Aku ingin meminta maaf.
Maaf kan aku yang tidak bisa diandalkan. Aku telah gagal. Aku
hanya mementingkan diriku sendiri. Aku egois. Tidak memikirkan kalian. Maaf,
maafkan aku.
Tolong, aku hanya meminta tolong. Jangan menyalahkan kakak
tingkat karena meyuruh kita kumpul dengan tiba-tiba. Jangan pernah berfikir
negatif saat teman kita ada masalah. Jangan terlalu menyimpulkan sesuatu dengan
terburu-buru. Jangan lelah. Jangan egois. Aku hanya ingin kita kompak. Aku mohon.
Jika urusan yang nggak terlalu penting tolong utamakan kelas. Bahkan kalau
ingin main bersama. Aku rindu kekompakan, aku rindu kalian semua. Kalian yang
menyebalkan, kalian yang membuatku frustasi, kalian yang selalu kelaparan. Aku rindu
kalian semua.
Peef, dek Azqi, Amai, Devi, Lau, Anas, Ines, Lydia, Riama,
Idhang, Ciu, Caca, Prisma, Jihan, Khoti, Alif, Clara, Ayu, Novri, Elda, Khiti,
Elgad, Natashya, Grace, Sintia, Ira, Dandy, Stenli
Maaf. Aku minta maaf. Mungkin susah mengatakannya langsung. Tapi
aku benar-benar minta maaf. Nggak usah berfikir yang lain.
Aku hanya ingin meminta maaf.
Aku kangen kalian.
Maaf.....
At least you've tried :)
ReplyDelete